Qantas Airways merayakan HUT (Hari Ulang Tahun) ke-40 dengan menunjukan armada pertama, armada terkini, dan armada masa depan.

Seperti tergambar pada iklan yang dimuat di Harian Merdeka 31 Mei 1960, Qantas yang berdiri di Queensland ini, bermodalkan awal sebuah pesawat Avro 504K dan 40 tahun kemudian menggunakan Boeing 707.

Tentunya bagi generasi sekarang, membaca kalimat-kalimat berejaan “tempoe doeloe” pada iklan ini cukup memusingkan tapi setidaknya ada berberapa hal yang dapat dipahami. Yaitu bahwa Qantas yang bermodalkan satu pesawat dan karyawan tiga orang telah berkembang menjadi perusahaan internasional, melayani penerbangan ke lima benua dan 26 negara (termasuk Indonesia via Bandara Internasional Kemayoran, Jakarta).

Selain itu dalam iklan menyebut pencapaian lainnya, berhasil mengangkut 260.000 penumpang dan menempuh jarak total 740 juta mil (sekitar 1,2 milyar km) dalam tahun ini (tahun 1960 saat iklan turun cetak dengan kemungkinan meliputi pula tahun sebelumnya). Tertera pula ucapan terimakasih kepada staf Qantas di seluruh dunia yang berjumlah 6.500 orang.

Yang menarik Qantas menampilkan kelak armada andalannya 40 tahun kemudian atau pada tahun 2010, berupa pesawat komersial supersonik, SST (Super Sonic Transport). Cita-cita itu ternyata tidak tercapai.

Walaupun demikian, memiliki armada Airbus A380 Superjumbo, jaringan rute mendunia, dan dicap populer sebagai maskapai penerbangan yang tidak pernah sekalipun pesawatnya mengalami kecelakaan fatal (setidaknya versi film Rain Man) seharusnya menjadi prestasi yang luar biasa bagi maskapai nasional Australia ini. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)