Voyager, wahana antariksa robotik menjelajah sampai ke luar tata surya seraya membawa rekaman pencapaian peradaban manusia, salah satunya adalah musik gamelan.
NASA (National Aeronautics and Space Administration), badan aeronautika dan antariksa asal Amerika Serikat menyiapkan wahana robotik bernama Voyager dengan tujuan awal menjelajah dan mempelajari Planet Jupiter dan Saturnus.
Setelah menunaikan tugasnya Voyager akan dilepas kendalinya dan menjelajah terus sampai melewati tata surya. Di dalamnya NASA akan menyimpan plakat emas yang berisi rekaman suara dan bunyi dari kehidupan bumi, ucapan selamat dari 55 bahasa berbeda (termasuk bahasa Indonesia), dan bunyi artifisial yaitu musik agar wahana ini juga berfungsi sebagai pembawa pesan bagi peradaban lain di luar angkasa.
Tim di bawah pimpinan astronom ternama Carl Sagan menyiapkan seluruh suara dan musik untuk direkam. Salah satu musik itu adalah musik gamelan Jawa yang berjudul Puspawarna karya Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV yang biasanya dimainkan untuk menyambut pangeran masuk istana.
Puspawarna atau diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai Kinds of Flowers dimainkan oleh Tjokrowasito yang juga pernah mengajar di Institut Seni California, diusulkan masuk ke dalam rekaman oleh etnomusikologi, penggagas ide world music asal Amerika Serikat, Robert Edward Brown yang juga pernah merekam secara langsung Puspawarna pada tahun 1971.
Bukan kali ini saja Tjokrowasito “terlibat” di dunia antariksa. Lou Silver Harrison, komposer ternama Amerika Serikat yang juga salah satu murid Tjokrowasito mengusulkan nama gurunya itu diabadikan untuk bintang baru di rasi Andromeda pada tahun 1983. Bintang itu dinamakan “Wasitodiningrat”, merujuk nama Tjokrowasito ketika dianugerahi gelar Kanjeng Raden Tumenggung oleh Paku Alaman.
Puspawarna yang berdurasi 4 menit 43 detik ini bersanding bersama karya musisi dari seluruh dunia. Total durasi musik dalam rekaman plakat emas itu mencapai 90 menit meliputi karya simfoni klasik (Bach, Mozart, dan Beethoven), lagu dan alat musik etnik, dan uniknya Johnny B Goode karya Chuck Berry. Yang terakhir ini mungkin rock n’ roll digolongkan sebagai musik etnik dari Amerika Serikat sebagai negara penggagas dan pembuat Voyager.
Voyager ada dua unit, diluncurkan pada tanggal 5 September 1977 (disebut Voyager 1) dan berikutnya 16 hari kemudian (Voyager 2). Keduanya memiliki plakat emas berisi rekaman yang sama. Beda dengan yang pertama, Voyager 2 tugas utamanya adalah menyelidiki Planet Uranus dan Neptunus. Selama hampir 40 tahun, Voyager menjelajah dan menjadi benda buatan manusia terjauh yang pernah diluncurkan, 139 AU (Astronomical Unit) atau 19,85 miliar km dari bumi.
Para ilmuwan berpendapat bahwa kecil kemungkinan Voyager ditemukan makhluk asing (alien) bahkan dapat mendengarkan dan mengerti rekamannya. Justru kemungkinan besar malah ditemukan oleh manusia sendiri yang kelak melakukan perjalanan antariksa di masa depan yang lebih efisien dari sekarang. Tidak heran Voyager lebih dianggap sebagai kapsul waktu bukan sebagai pembawa pesan. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)