Sebagai bagian dari tur promosi ke Asia, Airbus Industrie mempromosikan pesawat penumpang pertama buatannya Airbus A300B2 dengan hadir di Jakarta.
Dimuat dalam Majalah Angkasa No.2 Tahun 1974, tidak tertera tanggal tepatnya kunjungan A300B2 ini, yang pasti pada bulan Juni 1974 dan melaksanakan demo terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma. Kejutan pula karena baru beberapa bulan lalu tepatnya bulan Maret, pesawat ini mendapat sertifikasi kelaikan terbang.
Airbus Industrie mengundang pejabat-pejabat pemerintah, duta besar, perwakilan maskapai penerbangan, dan wartawan untuk merasakan terbang dengan pesawat badan lebar (wide body) ini. Pesawat penumpang tercanggih yang dimiliki Indonesia waktu itu adalah tipe badan panjang (long body), diwakili salah satunya oleh Douglas DC-8 milik GIA (Garuda Indonesian Airways).
Jadi saat pertama kali diperlihatkan A300B2 tampak sangat besar dan sangat luas saat masuk ke kabin penumpang . Karena merupakan badan lebar, kabin penumpang memiliki dua lorong (aisle) bukan hanya satu seperti pada DC-8. Selain itu A300B2 merupakan pesawat badan lebar pertama yang bermesin ganda, lainnya masih bersikap konservatif dengan memasang tiga mesin seperti Lockheed L-1011 dan DC-10.
Airbus A300B2 tiba di Bandara Halim Perdanakusuma (kiri) sebagai promo tur di benua Asia, ikut dalam penerbangan demonstrasi ini adalah Deputi KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara) Marsda (Marsekal Madya) Ashadi Tjahyadi (kanan).
Teknologi mesinnya selain canggih juga berdaya dorong sangat kuat, tipe General Electric CF-6-50C high by pass turbofan. Terbukti saat mulai terbang, pesawat dapat mendemonstrasikan kemampuan melakukan lepas landas dengan jarak pendek dan singkat (short take off).
Di ketinggian 30.000 kaki, perwakilan penjualan Airbus Industrie, Robert Blanchet menerangkan kepada para penumpang bahwa A300B2 dapat membawa 225-345 orang (tergantung dari pengaturan konfigurasi kursi penumpang) dan cocok untuk rute jarak pendek seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Balikpapan, dan Jakarta-Singapura. Dia juga menyebut keunggulan mesin dengan konsumsi bahan bakar lebih irit 25%, minim polusi, dan tingkat kebisingan yang rendah.
Para penumpang juga dipersilahkan untuk melihat-lihat alat-alat di dalam kabin dan bertanya kepada perwakilan Airbus Industrie yang hadir. Karena pesawat yang digunakan untuk promosi ini merupakan prototipe, maka kabin depan yang diperuntukan sebagai kelas utama berkapasitas 26 orang masih terpasang alat Flight Data Recorder untuk memantau data-data selama penerbangan dilakukan.
Sebagai pesawat badan lebar, A300B2 memiliki enam pintu dan dua pintu darurat, empat toilet, dan tiga buah dapur pesawat (galley). Lewat sebuah pintu kelder (basement) dengan tangga, dapat mengakses ruang kargo dengan kapasitas hampir 140.000 m3. Setiap ruangan memiliki pintu-pintu sendiri, dilengkapi roda-roda agar dapat memuat kargo dengan mudah, dan dapat memasukan muatan secara otomatis.
A300B2 dapat mengangkut kargo sampai 20 ton, dengan MTOW (Maximum Take Off Weight) 137-150 ton dengan jarak tempuh 4.000 km dengan penumpang penuh. Pesawat yang dirakit di Toulouse, Perancis ini memiliki kecepatan maksimum 945 km/jam, diterbangkan oleh tiga orang (pilot, kopilot, dan flight engineer) dan delapan orang awak kabin.
Penerbangan demonstrasi ini berlangsung selama 75 menit. Dengan menggunakan double slotted tabbed fawler flaps, A300B2 mendarat dengan mulus. Menggunakan thrust reverser pada kedua mesinnya, pesawat dengan mudah berhenti lalu bergerak menuju apron Halim Perdanakusuma.
Dirjen (Direktur Jenderal) Perhubungan Udara Kardono sedang mendapatkan penjelasan-penjelasan dari perwakilan Airbus Industrie sebelum terbang (kiri) dan selama penerbangan (kanan).
A300B2 memang pesawat yang lebih maju, lebih efisien, dan ekonomis daripada pesawat penumpang sebelumnya. Namun pendapat-pendapat dari perwakilan maskapai penerbangan yang ikut terbang menyebutkan masih terlalu awal pesawat ini digunakan di Indonesia mengingat kebutuhan masih terbatas dan belum ramai.
Promo tur dan demonstrasi terbang ini merupakan bagian dari promo ke benua Asia. Sebelumnya Airbus Industrie melaksanakan tur ke benua Amerika pada tahun lalu. Diakui promosi awal ini tergolong kurang sukses.
Setelah Airbus Industrie melakukan penyempurnaan dengan menghadirkan versi B4 dan didorong dengan kenaikan harga minyak, pesawat ini laku keras menjelang akhir 1970-an. Indonesia baru mengoperasikan A300B4 versi two men cockpit oleh GIA pada tahun 1982 atau delapan tahun kemudian setelah tur promosi di Jakarta ini. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)