Kedatangan Northrop F-5E/F Tiger II pada tahun 1980 merupakan tonggak di mana TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) dan Skadron 14 kembali mengoperasikan pesawat tempur supersonik yang sempat hilang akibat dipensiunkannya Mikoyan Gurevich MiG-21 “Fishbed” pada akhir tahun 1960-an.
Setelah runtuhnya pemerintahan Orde Lama digantikan Orde Baru, “Fishbed” sebagai pesawat tempur buatan Uni Soviet kekurangan suku cadang dan terpaksa dipensiunkan dini. Penggantinya adalah Avon Sabre (Mempersenjatai Kembali Avon Sabre), hibah dari Australia yang diterima pada tahun 1973. Sebuah kemunduran memang, pesawat tempur generasi II berkemampuan sergap supersonik Mach 2 dan bersenjata misil udara ke udara digantikan oleh pesawat tempur generasi I subsonik tanpa misil.
Untungnya Indonesia mendapat rezeki dari kenaikan harga minyak dunia. TNI-AU mengambil kesempatan untuk membeli pesawat tempur baru yang pastinya sesuai dengan teknologi terkini (generasi III). Pilihannya jatuh pada Tiger dan pembelian 16 unit pesawat (delapan unit kursi tunggal dan empat unit kursi ganda) ini dinamakan Operasi Komodo. Beda dengan sebelumnya yang serba terburu-buru demi ambisi politik dan kampanye perang, TNI-AU kali ini merencanakan pembelian Tiger jauh lebih baik selama kurang lebih empat tahun.
Deretan delapan unit Northrop F-5E/F Tiger II TNI-AU yang sudah dikeluarkan dari Galaxy pada bulan April 1980. Delapan unit lainnya dikirim dengan pesawat sejenis tiga bulan kemudian.
Perencanaan itu meliputi perbaikan infrastruktur pangkalan meliputi perpanjangan landasan pacu Lanud (Pangkalan Udara) Iswahyudi, Madiun dari 500 m menjadi 3.050 m; pembangunan bangunan pendukung landasan (taxiway, sistem drainage, marka, lampu landasan, approach-landing, dsb.) ; pembangunan fasilitas hanggar, lab avionik, dan engine test stand; rehabilitasi menara pengawas sekaligus pemasangan sistem navigasi TACAN (Tactical Air Navigation); perbaikan sistem penyelamat dan pemadam kebakaran; dan masih banyak lagi.
TNI-AU terus membudayakan dan mempraktekan kebiasaan bersih terhadap KOBA (Kerusakan Oleh Benda Asing) di mana sebelumnya masih diabaikan. Selain persiapan dalam bentuk infrastruktur, TNI-AU telah mengutus tiga orang perwira pilot untuk belajar menerbangkan sekaligus menjadi instruktur selama kurang lebih lima bulan (Baca : Kisah Trio Penjinak Macan Berguru di Amerika Serikat).
Akhirnya satu pesawat angkut raksasa Lockheed C-5A Galaxy milik 60th MAW (Military Airlift Wing) tiba di Lanud Iswahyudi pada tanggal 21 April 1980. Mengejutkan memang kemampuan angkut Galaxy ini, satu unit saja dapat mengangkut sampai delapan unit Tiger pesanan TNI-AU sebagai pengiriman pertama.
Untuk menangani penurunan pesawat itu, dibagi dua kelompok tim teknisi dari Northrop yang sudah terlatih, masing-masing :
- Grup pertama bertugas menurunkan pesawat dari Galaxy ke K-Loader.
- Grup kedua bertugas melakukan re-assembly tahap pertama sehingga Tiger dapat ditarik ke dalam hanggar untuk perakitan tahap berikutnya.
Badan Tiger yang dimuat dalam pallet diturunkan dari Galaxy ke atas K-Loader termasuk pula dengan pallet-nya yang memuat sayap dan ekor horizontal (stabilizer). Lalu dengan derek khusus, pallet sayap dan ekor diturunkan ke permukaan tanah. Berikutnya badan Tiger dilepas dari pallet, diderek ke atas untuk dipasang sayap. Begitu sayap dipasang di badan dan ketiga roda pendarat diturunkan maka Tiger siap ditarik ke hanggar untuk re-assembly tahap kedua.
Pada tahap kedua ini, tim teknisi Northrop dengan diawasi teknisi TNI-AU melaksanakan prosedur kerja meliputi :
- Melepas baterai yang sudah terpasang di pesawat.
- Melepas drag chute, parasut pengerem yang ada di bawah ekor horizontal pesawat (rudder).
- Memasang ekor vertikal, wing extension, dan speed brake.
- Memasang rel peluncur misil AIM-9 Sidewinder di kedua ujung sayap.
- Memasang wing flap.
- Lalu pesawat didongkrak untuk menguji kendali terbang meliputi rudder, stabilizer, flap, dsb. termasuk pengetesan retraction landing gear (gear up dan gear down).
- Pengecekan instrumen, sistem avionik, dan peralatan elektronik lainnya.
- Setelah perakitan dalam hanggar, pesawat ditarik ke luar hanggar untuk persiapan cek mesin (engine run). Untuk itu pesawat diisi bahan bakar dan pelumas.
- Berikutnya pesawat ditarik ke Power Check Area untuk prosedur ground power check. Selain engine run, diperiksa pula kembali sistem instrumen, avionik, komunikasi, dan peralatan elektronik lainnya.
- Terakhir sebelum uji terbang untuk pertama kalinya, pesawat diisi oksigen cair (liquid oxygen).
Setelah selesai semua pelaksanaan prosedur kerja, saatnya yang ditunggu-tunggu yaitu uji terbang. Pada tanggal 28 April 1980, pukul 14.35 WIB, F-5F Tiger II bernomor TL-0514 berhasil melaksanakan terbang ujinya pertama dengan dikemudikan oleh tes pilot dari AU Amerika Serikat, Kapten Bill Edward dan Kapten Tom Danielson.
Tahap pertama re-assembly Tiger. Dikeluarkan pallet badan dan sayap berikut ekor dari perut Galaxy dengan menggunakan K-Loader. Lalu dengan derek, badan pesawat diangkat untuk kemudian dipasang sayap.
Segera setelah sebagian besar pesawat dirakit dan kedatangan pesanan kedua pada bulan Juli, pada tanggal 5 Mei 1980 Menhankam (Menteri Pertahanan Keamanan)/Pangab (Panglima Angkatan Bersenjata) Jenderal M. Yusuf mengunjungi Iswahyudi sekaligus meresmikan penggunaan F-5E/F Tiger II di Skadron 14 Wing 300 sebagai pesawat tempur sergap TNI-AU terbaru pengganti Avon Sabre.
Cukup lama Tiger mengabdi sebagai pesawat tempur utama TNI-AU dan melakukan banyak operasi militer dan latihan perang, baik di dalam negeri sendiri maupun latihan bersama dengan negara lain. Modifikasi juga pernah dilakukan untuk menambah umur operasional Tiger. Bulan Mei 2016 atau selama 36 tahun mengabdi, TNI-AU resmi memensiunkan Tiger walaupun sayang, penggantinya yang direncanakan yaitu Sukhoi Su-35 “Flanker” belum hadir menggantikannya hingga saat ini. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)
mantap photonya
SukaSuka
Bismillah kenaoa tidak didatangkan kembali pesawat genersi 3 ini kedalam sekolah skadron latih tempur,dengan pasangannya T.38 C,serta YAK.130.coba kita fikirkan tahun 2021 sampai 2035 tahun pendirian sekolah skadron latih tempur TNI.AU dan bertugas mendidik serta melatih para pilot pilot muda dengan memakai f.5,T.38C,dan YAK.130
SukaSuka
Beli pesawat tempur generasi 3 pada saat ini justru jatuhnya mahal karena suku cadang dan perawatan juga terbatas. F-5 sendiri sudah tutup produksi tahun 1987. Masih lebih murah beli pesawat tempur generasi 4 dan 4+
SukaSuka