Pasca reformasi membuka peluang hadirnya maskapai-maskapai baru. Umumnya para “anak bawang” ini memiliki armada pesawat jet klasik badan sempit (narrow body) seperti Boeing 727 dan 737-200 namun ada pula menggunakan pesawat yang lebih baru bahkan kelas badan lebar (wide body) seperti Airbus A310.

Agak mengherankan sekaligus keberanian pula ada maskapai baru yang langsung menggunakan pesawat badan lebar sebagai bagian dari armadanya. Mungkin maskapai tersebut memiliki strategi lebih baik frekuensi penerbangan sedikit tapi dikompensasi  dengan mengoperasikan pesawat yang dapat mengangkut penumpang lebih banyak.

A310 sendiri merupakan pengembangan dari A300, bahkan dengan A300-600, A310 disebut sebagai “pesawat kembar”, karena memiliki kesamaan operasional dan desain kokpit (commonality). Walaupun tentunya ada perbedaan signifikan, A310 badannya lebih pendek dari A300 namun dengan kemampuan terbang lebih jauh.

A300 sudah digunakan oleh maskapai Garuda Indonesia sejak tahun 1980-an (versi B2/-200 dan B4/-600) dan berikutnya oleh Sempati Air. Menyusul kemudian MNA (Merpati Nusantara Airlines) menggunakan A300 dan A310 untuk membuka ekspansi rute ke kota-kota di Australia (Baca : Ambisi Sang Jembatan Udara di Negeri Kangguru).

Maskapai-maskapai baru seperti AW Air (Air Wagon International), Lion Air, dan Air Paradise International menjadi operator A310 berikutnya pasca pergantian milenium. Namun sejujurnya baik A300 dan A310 merupakan pesawat badan lebar yang tidak sukses di Indonesia. Operasionalnya lebih tinggi daripada pesawat badan sempit menjadi masalah ditambah lagi tingkat keterisian penumpangnya cenderung rendah. Sebuah maskapai ternyata lebih efisien dan efektif bila menggunakan pesawat sekelas Boeing 737-200 daripada A300/310 walaupun frekuensi penerbangannya harus ditambah.

Tidak heran maskapai pengguna A310 mulai beralih menggunakan pesawat lebih kecil dan dari tipe badan sempit. MNA menggantinya dengan British Aerospace BAe-146, Lion Air menggantinya dengan MD-82, AW Air dengan Airbus A320 dan Boeing 737-300, dan Air Paradise International dengan Boeing 737-800. Dari keempat maskapai “mantan” pengguna A310 saat ini hanya Lion Air yang masih operasional dan sekaligus menjadi maskapai yang kokoh dengan bisnis penerbangan bertiket murah. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)

***

A310 MNA PK-MAX
A310 PK-MAX MNA/Merpati Nusantara Airlines

MNA mulai ekspansi rute ke kota-kota Australia dengan mendatangkan Airbus A310-300 yang waktu tibanya di Indonesia bertepatan dengan HUT (Hari Ulang Tahun) ke-34. Ada dua unit A310 (PK-MAX “Borobudur Temple” dan PK-MAW “Prambanan Temple”) selain satu unit Airbus A300-600 (PK-MAY) sebagai andalan dalam melayani rute ke negeri kangguru itu.

Awalnya optimis tapi kemudian badai krisis moneter 1997/1998 memporak-porandakan segalanya. MNA terpaksa menggembalikan armada Airbus kepada pemiliknya. Rute Australia masih dicoba dilayani MNA dengan menyewa Lockheed L-1011 Tristar dan BAe-146 yang harga sewanya lebih murah. Namun karena dianggap tidak menguntungkan dan persaingan ketat, maskapai berjulukan Jembatan Udara Nusantara ini terpaksa menutup rute ke Australia dan kembali fokus melayani rute-rute domestik sampai tutup operasi pada akhir bulan Januari 2014.

Airbus A310 PK-AWA AWAir
Airbus A310 PK-AWA AWAir/Air Wagon International

Maskapai yang sering dikaitkan dengan presiden ke-4 Indonesia ini mulai beroperasi bulan Juni 2000 dengan armada Airbus A300, A310, dan A320. Khusus A310, AWAir memiliki tiga unit, PK-AWA, PK-AWD, dan PK-AWR.

Setelah dua tahun AWAir berhenti beroperasi dan baru aktif kembali pada tahun 2005 setelah  mendapat investasi dari AirAsia, armada Airbus disingkirkan dan digantikan Boeing 737-300. Salah satu A310 miliknya PK-AWR dioperasikan Lion Air menjadi PK-LEO.

Airbus A310 PK-LEO Lion Air
Airbus A310 PK-LEO Lion Air

Mulai beroperasi pada pertengahan milenium, Lion Air menggunakan armada awal Boeing 737-200, Yakovlev Yak-42, dan Airbus A310. Ada dua unit A310 yang dimiliki masing-masing beregistrasi PK-LEO (eks AWAir) dan PK-LEP, dioperasikan pada tahun 2001, tapi setahun kemudian digantikan oleh pesawat badan sempit Boeing 737-300/-400 dan McDonnell Douglas MD-82 yang dianggap lebih efektif dan efisien dalam pengoperasiannya untuk bisnis LCC (Low Cost Carrier).

Airbus A310 PK-KDW Air Paradise International
Airbus A310 PK-KDW Air Paradise International

Air Paradise International mulai beroperasi tahun 2003 dan memiliki armada andalan tiga unit Airbus A310 (eks Singapore Airlines) selain dua unit A300-600 (eks China Airlines) untuk melayani rute ke Australia, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Hongkong dari pusat operasinya di Denpasar, Bali.

Maskapai yang punya slogan “Bali is Our Home” ini mengalami penurunan jumlah penumpang drastis akibat aksi terorisme Bali (Bali Bombing) tahun 2005 sehingga terpaksa berhenti beroperasi dan dinyatakan bangkrut tiga tahun berikutnya.