Mil Mi-4 “Hound” bernomor HA-5007 milik TNI-AD (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat) menjadi salah satu dari dua helikopter yang merupakan koleksi dari Museum Satra Mandala, Jakarta sejak akhir 1970-an.
Mi-4 menjadi helikopter angkut standar bagi ketiga angkatan pada tahun 1960-an seiring dengan pembelian banyak alutsista (alat utama sistem persenjataan) dari Blok Timur untuk Kampanye Trikora dan Dwikora.
Sama seperti nasib pesawat dan helikopter Blok Timur lainnya pasca runtuhnya Orde Lama dan naiknya Orde Baru, banyak yang dipensiunkan karena embargo suku cadang, ditambah lagi politik pemerintahan Soeharto yang ingin kembali dekat ke Blok Barat termasuk pengadaan alutsista bagi ketiga angkatannya.
Mil Mi-4 “Hound” di Museum Satria Mandala, klik gambar untuk lebih detail.
Bagi TNI-AD, pengadaaan Mi-4 merupakan bagian dalam memperkuat sayap udaranya, Penerbad (Penerbangan Angkatan Darat) dengan slogannya Wira Amur (Prajurit Udara). Mi-4 bernomor HA (Helikopter Angkut)-5007 ini menjadi salah satu dari 15 unit “Hound” untuk persiapan Kampanye Dwikora.
Pasca G30S (Gerakan 30 September), helikopter angkut yang sanggup mengangkut 14-16 orang atau 1,6 ton kargo ini digunakan untuk operasi militer melawan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Jawa dan Kalimantan periode 1966-1968. Tahun 1972 praktis “Hound” tidak digunakan lagi, TNI-AD menggantikan perannya dengan mendatangkan Alouette III dan berikutnya Bolkow BO-105. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)