Hari ini tepat 40 tahun kecelakaan penerbangan haji di Colombo, Sri Lanka dengan korban lebih dari 180 orang. Ironisnya ini merupakan kecelakaan kedua di tempat yang sama dan saat hendak mendarat pula.

Tidak ada firasat apapun bagi seluruh penumpang dengan nomor penerbangan Flight LL 001 berjumlah 249 orang ini yang baru saja menjalankan ibadah haji. Mereka kebanyakan merupakan jamaah haji asal Kalimantan Selatan dan pesawat yang mereka tumpangi, pesawat Douglas DC-8 beregistrasi TF-FLA milik Icelandic Airlines yang disewa pemerintah Indonesia khusus untuk musim haji tahunan ini lepas landas dengan mulus dari Jeddah menuju Surabaya.

Rencananya penerbangan ini singgah terlebih dahulu untuk mengisi bahan bakar (fuel stop) sekaligus pergantian kru di Bandara Internasional Colombo-Bandaranaike lalu melanjutkan penerbangan ke Bandara Juanda. Bandara ini sebenarnya memiliki kenangan buruk karena empat tahun sebelumnya, tepatnya tanggal 4 Desember 1974, DC-8 milik Martinair yang disewa juga untuk penerbangan haji jatuh menghantam Pegunungan Saptha Kanya. Siapa yang menduga nahas dari Flight 138 yang juga terbang dari Jeddah menuju Surabaya via Colombo terulang kembali oleh Flight LL 001 ?

Tragedi-Penerbangan-Haji-Colombo-II-1
Potongan badan pesawat (fuselage) dari Flight LL 001 yang nahas, jatuh di perkebunan karet dan kelapa, dua km dari Bandara Internasional Colombo-Bandaranaike.

Tragedi-Penerbangan-Haji-Colombo-II-2Nasib akhir yang mengenaskan dari DC-8 Islandic Air (Loftleiðir) beregistrasi TF-FLA “Leifur Eiríksson”.  Tampak potongan ekor horisontal dan vertikal pesawat patah dan terguling.

Tapi begitulah kenyataannya, menjelang tengah malam, pukul 23.27 musibah itu terjadi, Flight LL 001 jatuh di perkebunan karet dan kelapa sejauh dua km dari bandara. Beda dengan Flight 138 yang memakan korban 182 penumpang dan sembilan krunya, korban tewas dari Flight LL 001 adalah 175 orang, sedangkan kru pesawat yang tewas sebanyak delapan dari 13 orang.

Penyelidikan dilakukan oleh otoritas penerbangan Sri Lanka dan juga otoritas penerbangan Islandia sebagai negara asal maskapai dan Amerika Serikat sebagai pembuat pesawat. Ada dua kemungkinan besar penyebab terjadinya kecelakaan. Pihak Sri Langka bersikukuh bahwa kecelakaan terjadi karena human error, kedua pilot dianggap melakukan kesalahan fatal saat melaksanakan pendekatan akhir (final approach), sedangkan pihak Islandia dan Amerika Serikat justru sebaliknya, kecelakaan diakibatkan peralatan bantu pendaratan bandara seperti ILS (Instrument Landing System) mengalami kerusakan/malfungsi dan kesalahan dari ATC yang dinilai gagal memandu pilot.

Tragedi-Penerbangan-Haji-Colombo-II-3
Presiden Soeharto dan Ibu Tien menjenguk korban yang selamat dari kecelakaan Flight LL 001 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Total 74 penumpang selamat walaupun mayoritas mengalami luka-luka.

Tragedi-Penerbangan-Haji-Colombo-II-4
Dua Hercules milik TNI-AU tiba di Bandara Syamsudin Noor untuk mengantarkan jenazah jamaah haji asal Kalimantan Selatan.

Apapun penyebab kecelakaan itu yang pasti Indonesia berduka. Pemerintah Indonesia segera mengirimkan dua unit Lockheed C-130 Hercules milik TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) untuk membantu mengevakuasi jenazah dan mengirimkannya ke tanah air. Sedangkan yang selamat, diusahakan secepat mungkin dipulangkan untuk dirawat di Indonesia.

Dua kecelakaan penerbangan haji di Colombo ini menjadi kenangan buruk dan tidak boleh terulang kembali. Colombo memang sudah ditinggalkan berkat kehadiran pesawat badan lebar (wide body) seperti DC-10 atau Boeing 747 yang sanggup terbang non-stop dari bandara embarkasi menuju Jeddah (nantinya Mekkah) dan juga sebaliknya. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)