Selain wajah ramah pramugari, pesawat yang baru dioperasikan menjadi sarana promosi bagi maskapai. Seperti pada iklan Bouraq Airlines di majalah Angkasa No. 8 Mei 2004 ini.
Bouraq yang lahir pada tahun 1970 telah melewati usia 30 tahun saat iklan ini terpasang (Baca : 30 Tahun Bouraq : Image of Friendliness). Lolos dari kutukan krisis moneter yang banyak membuat bangkrut maskapai-maskapai veteran. Bouraq berusaha bangkit kembali dengan menambah armada, yaitu McDonnell Douglas MD-82 sejumlah empat unit untuk mendampingi Boeing 737-200, keduanya disewa dari PT. ANI (Aero Nusantara Indonesia) yang berkantor di Bandara Budiarto, Curug, Tangerang.
Iklan ini berdesain sederhana, namun cukup mengena. Ditampilkan MD-82, no telpon pemesanan tiket, situs, dan tentunya logo Bouraq yang terkenal itu. Teks ditulis dalam bahasa Inggris sekaligus menyiratkan cita-citanya ke depan, agar terus eksis dan menjadi maskapai regional terbaik di Asia Pasifik.
Pada tahun 2000-an, MD-82 ini menjadi salah satu favorit maskapai khususnya yang baru muncul, Lion dan Wings Air menjadi contoh yang mengoperasikan dalam jumlah signifikan sebagai pengganti Airbus A310 (Baca : Lion Air : Layanan Airbus A310 Rute Jakarta-Medan pp.), sebelum nantinya mengoperasikan Boeing 737 series baru.
Usaha penambahan armada ini sebenarnya cukup berhasil memperbaiki imej sekaligus mempertahankan pelanggan setianya. Namun kondisi keuangan, banyak utang, dan mismanajemen sudah terlampau parah untuk dapat disehatkan dan resmi bangkrut pada 2005, atau kira-kira setahun setelah kemunculan iklan ini. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)