Di Indonesia, aeromodelling adalah salah satu hobi yang kemudian berkembang menjadi olahraga dirgantara. Sejarah membuktikan dari sinilah bibit-bibit air-minded (wawasan dirgantara) lahir dan tumbuh berkembang.
Kelahiran dan perkembangan aeromodelling di Indonesia pada kenyataannya berjalan seiring dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Betapa tidak, aeromodelling menjadi maju dan dikenal masyarakat berkat jernih payah trio tokoh AURI di bidang litbang (penelitian dan pengembangan): Wiweko Soepono, Nurtanio, dan RJ. Salatun. Mereka mencintai dunia kedirgantaraan berkat aeromodelling, bahkan sejak era 1930-an, saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda dan masih berstatus pelajar.
Pasca kemerdekaan, AURI membentuk Biro Aero Club, lewat empat seksi di bawahnya: aeromodelling, pesawat layang (glider), pandu udara, dan aerosport. Sempat tertatih-tatih karena kurang biaya dan perang melawan Belanda, namun kegiatan tetap berjalan dengan menjadikan Lapangan Terbang Sekip di Yogyakarta menjadi pusat kegiatan biro ini.
Wiweko Soepono dengan pesawat model bermesin, W-14 yang dibuatnya sewaktu menjadi pelajar. Sebagai salah satu perintis, dapatlah disebut Wiweko Soepono sebagai bapak aeromodelling Indonesia.
Kegiatan aeromodelling menerbangkan chuck glider di bawah kepemimpinan Biro Aero Club pasca kemerdekaan.
Pasca pengakuan kedaulatan, aeromodelling semakin maju walaupun masih terpusat di kota-kota besar dan bentuknya terbatas sebagai chuck glider, pesawat model yang terbuat dari kayu balsa dan diterbangkan dengan cara dilempar. Bandung tepatnya di Lapangan Terbang Andir (Husein Sastranegara) berkembang lebih jauh apalagi didukung Wiweko Soepono dan Nurtanio yang menjadi pimpinan di sana. Mereka bahkan mengimpor pesawat model bermesin, versi control line/U-control (dikendalikan lewat kawat panjang dan terbangnya berputar-putar) dan RC (Remote Control) yang masih mahal dan langka di zaman itu.
Tahun 1952, di Pangkalan Angkatan Udara Cililitan (Halim Perdanakusuma), Jakarta, Biro Aero Club mengadakan untuk pertama kalinya lomba aeromodelling diikuti oleh aeroclub aeromodelling dan pandu udara dari kota-kota besar di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Untuk mendatangkan peserta dari luar Jawa, diterbangkan dengan pesawat angkut milik AURI. Setahun kemudian Biro Aero Club mengadakan kursus aeromodelling untuk pertama kalinya dan mendapat sambutan luas.
Lomba menerbangkan pesawat aeromodelling dilanjutkan lagi tahun 1954 lagi-lagi di Jakarta. Karena sangat diapresiasi bahkan sampai diikuti oleh aeroclub/pandu udara di Indonesia bagian timur seperti Makassar dan Ambon, Biro Aero Club memutuskan acara ini harus berlangsung setiap tahun. Periode 1950-1960-an memang patut disebut sebagai era keemasan aeromodelling.
Lomba aeromodelling pesawat bermotor pada tahun 1970-an. Pada saat itu aeromodelling menjadi salah satu cabang dari FASI.
Aeromodelling dari tipe RC (Remote Control) Helicopter pada tahun 1990-an. Hobi ini terus berkembang dan saat ini telah mengaplikasikan teknologi otonom/drone.
Biro Aero Club lalu berganti nama dan organisasi menjadi FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) dan tetap di bawah pimpinan TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) sejak tahun 1972, dan aeromodelling menjadi salah satu cabangnya. Di tangan FASI, kegiatan ini tidak hanya sebagai hobi membuat pesawat model dan menerbangkannya, namun menjadi salah satu cabang olahraga dirgantara di tingkat nasional dan bertanding di PON (Pekan Olahraga Nasional).
Sama seperti hobi lainnya, aeromodelling juga ada pasang surutnya, masih saja ada anggapan hobi yang mahal dan terpusat di kota-kota besar. Walaupun demikian, masa depan aeromodelling masih tetap ada dan terus berkembang. Ada yang mengaplikasikan teknologi otonom ala drone dan menggunakan bahan alternatif yang tidak harus kayu balsa (contoh: fiberglass, styrofoam). Hobi aeromodelling yang membuka wawasan terhadap dunia dirgantara sejak dini ini akan selalu dilibatkan, dipentaskan, dan dipertandingkan jika digelar acara dan pameran dirgantara di pangkalan-pangkalan udara di seluruh Indonesia. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)
Om Sudiro, mohn ijin artikel saya kopi buat najar anak2, tentu dg menyeutkan sumbernya
SukaSuka
Silahkan….
SukaSuka
om sudiro, apakah boleh ijin kopi artikelnya untuk buat konten IG? nanti saya cantumkan sumbernya juga. terimakasih..
SukaSuka
Silahkan.
SukaSuka