Garuda Indonesia mempopulerkan Kelas Eksekutif di pesawat Boeing 747-200 lewat iklan yang dimuat di Majalah Angkasa No.5 Februari 1991.

Sebenarnya Kelas Eksekutif bukan barang baru, telah diterapkan Garuda Indonesia sejak era long body yaitu Douglas DC-8. Kelas Eksekutif atau istilah lainnya disebut Kelas Bisnis (Business Class), merupakan kelas kedua yang layanannya lebih baik dari Kelas Ekonomi (Economy Class), tapi tentunya penumpang harus membayar lebih mahal. Sebagai catatan kedua kelas ini terdapat di armada pesawat badan lebar (wide body) milik Garuda Indonesia yaitu Boeing 747-200, Douglas DC-10, dan Airbus A300B2, sedangkan untuk badan sempit (narrow body) hanya DC-9 sedangkan Fokker F28 hanya Kelas Ekonomi.

Kelas Eksekutif konfigurasinya dimulai tepat di belakang kokpit sampai kira-kira pertengahan sayap, tergantung mau dipasang berapa kursi dalam satu deret. Karena Boeing 747-200 punya lantai ganda (double-decker), posisi Kelas Eksekutif malah dimulai dari bagian depan hidung pesawat, sementara kokpit berada tepat di atasnya! Karena ini pula, tipe Jumbo Jet pertama milik Garuda Indonesia memasang konfigurasi Kelas Satu (First Class) di lantas atas (upper deck). Boeing 747-200 milik Garuda Indonesia terpasang konfigurasi 10 Kelas Satu, 54 Kelas Eksekutif, dan 326 Kelas Ekonomi. Tipe ini praktis menjadi satu-satunya pesawat yang memiliki tiga konfigurasi kelas penumpang pada waktu itu.

Dalam iklan selain mempromosikan tata letak (layout) dan interior Kelas Eksekutif yang didominasi warna putih dan hijau muda, ditawarkan pula keunggulan lainnya yaitu ruang lebih lega, layanan koran/majalah, makanan standar eksekutif, dan pelayanan kelas dunia. Ruang tunggu Kelas Eksekutif juga berbeda dengan Kelas Ekonomi. Iklan ini sepertinya tersirat agar pelanggan yang biasa membeli Kelas Ekonomi jadi tertarik dan membeli tiket Kelas Eksekutif.

Selain itu pada iklan yang sama, di bawah kepemimpinan Moehamad Soeparno, Garuda Indonesia juga menampilkan slogannya “Bangga Melayani Anda” tepat di bawah logonya sebagai upaya lanjutan dari direktur sebelumnya agar maskapai kebanggaan bangsa ini memiliki citra sebagai perusahaan yang terus-menerus memperbaiki pelayanan terhadap pelanggannya sesuai dengan standar internasional. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)