Salah satu maskapai yang berdiri pasca Reformasi adalah AWAir (Air Wagon International), di mana eksistensinya sering dikait-kaitkan kepemilikan sahamnya dengan Presiden Abdurrahman Wahid almarhum. Iklan promosinya dimuat di Majalah Angkasa No. 2 November 2000.
Sudah berdiri sejak tahun 1999, AWAir baru resmi mendapatkan AOC (Air Operator Certificate) sebagai maskapai berjadwal pada tanggal 16 Juni 2000, jadi berselisih beberapa bulan saat iklan ini ditayangkan. Dalam iklan itu tertera kalimat utamanya, “Terbanglah Bersama Kami” yang kalau dipikir-pikir kalimat yang dibentuk seperti tertiup angin itu mengingatkan pada salah satu dari word art milik Microsoft Office. Selain itu ditampilkan pula armada andalannya, pesawat badan lebar Airbus A300/A310 (Baca: Airbus A310, Si Badan Lebar Andalan Maskapai Baru) yang ber-livery khas warna hijau serta logo siluet burung yang mirip logo maskapai asal Hongkong, Cathay Pacific.
Dalam iklan ini tertera pula rute-rute domestik mana saja yang dilayani AWAir sejak pertama kali beroperasi, meliputi Jakarta-Surabaya, Jakarta-Medan, dan Jakarta-Balikpapan. Maskapai yang memiliki slogan “Striving to be one of the best” ini bertekad terus berekspansi tidak hanya menguasai pasar domestik, namun juga mengembangkan sayap ke rute internasional. Harapan tinggal harapan. Ongkos operasional pesawat badan lebar tipe ini luar biasa tinggi tapi sayangnya tingkat keterisiannya rendah. Berniat memperbaiki tipe armadanya dengan mendatangkan pesawat badan sempit Airbus A320 tapi semua sudah terlambat. AWAir menghentikan operasi penerbangannya pada bulan Maret 2002. Tiga tahun kemudian AOC miliknya diambil alih oleh AirAsia untuk mendirikan cabangnya bernama AirAsia Indonesia. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)