Bentuk fisik tiket pesawat tempo dulu (vintage) berbeda jauh dengan tiket pesawat sekarang. Ada perasaan yang tidak bisa digambarkan saat memiliki dan memegang tiket seperti ini, terasa lebih dihargai sebagai penumpang.

Umumnya tiket pesawat tempo dulu, periode tahun 1970 sampai 2000-an berbentuk mirip buku kecil (booklet) dan memanjang seperti kuitansi. Di sampulnya tertera logo maskapai termasuk keterangan tiket, apakah itu tiket domestik, luar negeri, atau layanan ulang-alik (shuttle service). Di dalam buku kecil itu selain tertera dalam satu halaman keterangan nama penumpang, tanggal tiket, waktu keberangkatan, bandara keberangkatan/bandara tujuan, nomor penerbangan, dsb. tertera pula pada halaman lainnya aturan penerbangan, kadang maskapai juga menyertakan peta rute-rute penerbangan yang dilayaninya waktu itu serta informasi promosi. Secara tidak langsung pula, tiket pesawat tempo dulu merekam sejarah maskapainya sendiri.

Mengoleksi-Tiket-Pesawat-Tempo-Dulu-1Tiket pesawat GIA (Garuda Indonesian Airways) periode tahun 1970-an s/d pertengahan 1980-an, dengan logo dan warna khas merah oranye.

Mengoleksi-Tiket-Pesawat-Tempo-Dulu-2Tiket Garuda Indonesia dengan logo Landor dan warna dominasi biru. Tiket ini merupakan contoh pertengahan tahun 1980-an s/d awal 2000.

Mengoleksi-Tiket-Pesawat-Tempo-Dulu-3Tiket pesawat Garuda Indonesia, MNA (Merpati Nusantara Airlines), Mandala Airlines, Sempati Air, dan Riau Airlines. Empat maskapai terakhir sudah berhenti beroperasi/bangkrut.

Mengoleksi-Tiket-Pesawat-Tempo-Dulu-4Warna-warni tiket maskapai asal Indonesia, Garuda Indonesia/GIA, MNA, dan Mandala Airlines. Tiket pesawat tempo dulu menjadi incaran kolektor karena semakin langka.

Mengoleksi-Tiket-Pesawat-Tempo-Dulu-5Rekaman sejarah penerbangan sipil dalam bentuk tiket pesawat tempo dulu. Kira-kira beginilah tiket-tiket maskapai periode akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, banyak maskapai baru tumbuh seperti jamur di musim hujan pasca Orde Reformasi, menantang dan bersaing dengan para pemain lama.

Sebenarnya mengoleksi tiket pesawat bukan jadi priortias kolektor dan pecinta penerbangan sipil, malah sebelumnya sering diabaikan. Namun efisiensi di industri penerbangan terutama dengan hadirnya maskapai bertiket murah dan penjualan tiket menggunakan teknologi informasi, tiket pesawat saat ini menjadi serba minimalis, hanya berupa secarik kertas yang sudah tidak ada gregetnya lagi. Maka jadilah tiket pesawat tempo dulu menjadi incaran kolektor, semakin lama harganya semakin mahal, apalagi jika tiket itu berasal dari maskapai yang sudah bangkrut. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)