Di Indonesia, selain Cureng, pesawat yang dibuat replikanya lebih dari satu adalah Douglas C-47/DC-3 Dakota “Seulawah”. Salah satu di antaranya menjadi koleksi Museum Satria Mandala sejak tahun 1976.

“Seulawah” adalah pesawat angkut yang legendaris dan merupakan sumbangan dari saudagar-saudagar Aceh. Sebenarnya pesawat ini diniatkan sebagai pesawat kepresidenan, oleh karena itu diberi registrasi RI-001, serta didayagunakan sebagai pesawat angkut untuk perdagangan ke luar negeri menembus blokade Belanda. Namun karena Agresi Militer Belanda II, rencana itu gagal, justru kemudian menjadi modal mendirikan maskapai Indonesian Airways di Burma.

Douglas C-47/DC-3 Dakota PK-GDZ “Seulawah” Museum Satria Mandala, klik gambar untuk lebih detail.

Karena pesawat yang asli sudah menghilang tidak ada jejaknya, “Seulawah” yang ada di Museum Satria Mandala, Jakarta merupakan replika, diambil dari pesawat bekas pakai Garuda Indonesia beregistrasi PK-GDZ. Pasca banjir besar Jakarta pada tahun 2002 dan 2007 posisi pesawat ini dipindahkan agak ke depan (tetap berada di halaman belakang museum) dan ditempatkan lebih tinggi di atas dudukan beton. Sayangnya cat dan warna “Seulawah” semakin pudar dan belum direstorasi hingga kini. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)