Berdiri dengan idealisme tinggi dan cita-cita besar, Indonesian Airlines (IA) melaksanakan penerbangan perdananya pada tanggal 24 Maret 2002 atau tepat 20 tahun yang lalu.
Dengan menggunakan armada awal dua unit Boeing 737-300 eks Lufthansa, IA melayani penerbangan Jakarta-Surabaya sebagai awal operasionalnya. Alasan Surabaya sebagai kota tujuan pertama, CEO (Chief Executive Officer) sekaligus pendiri IA, Rudy Setyopurnomo seperti dikutip di Majalah Angkasa No.8 Mei 2002 karena dia mencintai kota ini dan sebagai salah satu rute gemuk domestik, perhitungan rata-rata load factor Jakarta-Surabaya cukup tinggi mencapai kisaran rata-rata 50 bahkan sampai mendekati 70%.
Dengan load factor mencapai hampir 70%, IA membuka penerbangan perdana rute Jakarta-Surabaya pada tahun 2002.
Sempat bermasalah dengan reservasi akhirnya penerbangan perdana IA rute Jakarta-Surabaya dapat terwujud dengan menggunakan Boeing 737-300 PK-IAA.
CEO Rudy Setyopurnomo optimis dapat menerapkan ilmu dan pengalaman di industri penerbangan selama 20 tahun dengan mendirikan maskapai IA.
Rudy Setyopurnomo terang-terangan menggunakan Garuda Indonesia sebagai benchmark, berharap IA akan sebesar flag carrier ini, walaupun kenyataannya jauh panggang dari api.
Rudy sebagai karyawan teknisi eks Garuda Indonesia berniat mengaplikasikan pengalamannya selama 20 tahun bekerja di industri penerbangan pada IA. Harga tiket IA mengikuti Garuda Indonesia namun lebih murah 10% dan masih ditambah promosi beli dua tiket gratis satu. Tipe armadanya juga mengikuti jejak Garuda Indonesia, selain Boeing 737-300 direncanakan IA akan mengakusisi tipe -400 dan -500.
Dalam wawancara di Majalah Angkasa, sebagai alumni Harvard dan MIT (Massachusetts Institute of Technology), Rudy menginginkan ilmu yang didapatnya diterapkan di IA setelah sebelumnya di Garuda Indonesia justru mandek karena budaya birokrasi di perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), tidak terbuka, dan dinilai para petingginya sering menyalahgunakan kekuasaan.
Idealisme Rudy dipertaruhkan pada IA yang disebutnya telah berdiri sejak tahun 1999. Mungkin karena ini pula, penerbangan perdana IA sempat mendapat masalah, reservasinya sempat macet dan “diboikot” oleh Garuda Indonesia. Padahal IA sendiri merupakan salah satu klien perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Garuda Indonesia Grup. IA melaksanakan perawatan armada pesawat di GMF, pelatihan awak kabin di GAT (Garuda Aviation Training), reservasi Arga, dan ground handling Gapura Angkasa. Hal ini pula yang dikeluhkan Rudy yang menyebut budaya BUMN bukan budaya kompetisi, dan main “bunuh” pesaing bukannya dipelihara sebagai sparing partner.
Awalnya IA berniat membeli Boeing 737-200 eks British Airways, namun justru mengakusisi Boeing 737-300 eks Lufthansa.
Niat IA untuk menambah armada dari tipe Boeing 737-400 dan -500 batal, justru mengakusisi pesawat tipe lebih lama, trijet Boeing 727-200 eks Delta Airlines.
Brosur timetable IA yang telah menambah rute ke Yogyakarta selain Surabaya. Tampak konfigurasi kelas Eksekutif sebanyak 14 kursi dan kelas Ekonomi sebanyak 102 kursi pada Boeing 737-300.
Setelah Jakarta-Surabaya, berikutnya IA mengembangkan rute ke Yogyakarta dan Denpasar serta menambah satu unit pesawat trijet Boeing 727-200 eks Delta Airlines dan dua unit Boeing 747-300. Kedua pesawat terakhir ini dikhususkan untuk penerbangan haji tahun 2003 dan sempat menjadi pemberitaan karena masalah birokrasi, dianggap penerbangan haji tersebut tanpa izin bahkan pesawat sampai dikepung oleh tentara Arab Saudi saat mendarat di Jeddah! Niat untuk mengembangkan penerbangan internasional dengan Jumbo Jet rute Jakarta-Jeddah akhirnya batal karena IA keburu bangkrut pada tahun yang sama. Idealisme dan cita-cita Rudy agar IA menjadi maskapai besar setara Garuda Indonesia pupus sudah. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)
Sangat mengupas tuntas Thema penerbangan, sangat mengedukasi juga
SukaSuka
Selamat Meng-angkasa,
semakin perkasa,
maju terus untuk kemajuan Bangsa
SukaSuka
Sy terharu jika pt. Indonesian airlines bisa mengudara lg person 24 maret 2022. Bravo buat para direction, pemegang saham Dan komisaris nya. Tuhan Yesus memberkati
SukaSuka
Terus terang Sy sempat hepi ketika ada Indonesia Airline, karena pada waktu dunia penerbangan komersil mulai start…
SukaSuka
Berita 20 tahun lalu kirain IA mau oprasi lagi… Hadehhhhh….
SukaSuka