Berita viral beberapa minggu yang lalu mengungkapkan adanya aircraft boneyard, yang terletak di Kampung Jampang, Kecamatan Kemang, Parung, Bogor. Rongsokan pesawat yang disimpan tergolong cukup banyak dan variatif.

Aircraft boneyard atau bisa diterjemahakan sebagai kuburan pesawat, adalah istilah tempat penyimpanan pesawat yang sudah tidak aktif lagi. Pesawat-pesawat yang tersimpan sudah tidak lengkap lagi komponennya, disimpan sebagai sumber suku cadang dan kebanyakan di-scrap, dijual sebagai besi tua.

Nantinya bahan alumunium dari pesawat didaur ulang di pabrik peleburan dan akhirnya bereinkarnasi menjadi barang-barang yang umum kita pakai, mulai dari alat memasak sampai material bangunan. Di luar negeri sudah lazim pengrajin dan seniman mengolah komponen dari pesawat ini menjadi meja-kursi atau hiasan. Alternatif lainnya, interior badan pesawat dimodifikasi ulang untuk dijadikan restoran atau kafe.

Aircraft-Boneyard-Parung-Bogor-1Aircraft boneyard di Parung, Bogor, menyimpan potongan badan dan sayap pesawat dari berbagai maskapai. Keberadaannya sempat menghebohkan masyarakat pada bulan Juli 2022.

Aircraft-Boneyard-Parung-Bogor-2Pesawat Boeing 737 dari maskapai Sriwijaya Air, tampak registrasi PK-CMI dan PK-CMT yang merupakan series -800.

Aircraft-Boneyard-Parung-Bogor-3Potongan badan pesawat Boeing 737, tampak registrasi PK-LIT yang merupakan Boeing 737-400 milik Lion Air.

Ada banyak alasan mengapa pesawat-pesawat ini berakhir di aircraft boneyard, maskapai jatuh bangkrut, atau restrukturisasi armada. Pesawat model lama dipensiunkan, kalau ingin dijual kembali nilainya sudah tidak ekonomis lagi, jadi dibiarkan terparkir lama di bandara sampai akhirnya disita oleh pengurus/pemilik bandara.

Khusus di Parung, Bogor ini, menjadi viral pada hari Selasa tanggal 26 Juli 2022 karena proses pengangkutan badan pesawat sempat memacetkan lalu-lintas di Jalan Raya Parung pada pagi hari sekitar pukul 06.45. Lahan seluas satu hektar dipasang pagar tinggi, disulap menjadi aircraft boneyard sejak tahun 2019 dan diketahui keberadaannya oleh masyarakat setempat pada bulan Januari 2022.

Berdasarkan informasi yang didapat dari media nasional seperti Kompas, detik, dan Tribun kebanyakan rongsokan pesawat yang disimpan, diambil dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Sudah biasa pihak Angkasa Pura II menyita lalu melelang pesawat-pesawat yang lama diparkir karena biaya parkirnya menumpuk dan akhirnya tidak dibayar oleh pihak maskapai.

Aircraft-Boneyard-Parung-Bogor-4 Selain registrasi PK-CMK yang merupakan Boeing 737-800 Sriwijaya Air, tampak pesawat komuter NC-212 Pelita Air Service buatan PT. Dirgantara Indonesia.

Aircraft-Boneyard-Parung-Bogor-5Mayoritas potongan badan dan sayap berasal dari maskapai domestik, namun terselip pesawat milik maskapai asal Kamboja, Sky Angkor Airlines beregistrasi XU-706 yang merupakan pesawat Airbus A320.

Aircraft-Boneyard-Parung-Bogor-6British Aerospace BAe-146 milik Aviastar beregistrasi PK-BRI menjadi satu-satunya pesawat yang relatif utuh, sedangkan PK-NIR merupakan pesawat Cessna 172 milik sekolah pilot Nusa Flying School.

Dilansir dari media yang sama menyebut pemilik tanah Iwan Nanda menyewakan kepada Haji Teddi selama lima tahun, mulai dari tahun 2019-2024. Setelah kasus kemacetan, Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) sempat meyegel area tersebut karena dianggap belum memiliki izin/izinnya bermasalah dan polisi memberikan peringatan agar pengiriman kembali dilaksanakan pada malam hari.

Dari foto-foto yang beredar baik di media online maupun sosial media, kebanyakan pesawat berasal dari maskapai domestik, di antaranya adalah Aviastar, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Pelita Air Service. Ada pula dari maskapai luar negeri yaitu Sky Angkor Airlines (Sky Wings Asia Airlines) asal Kamboja. Beberapa tipe pesawat yang dapat diidentifikasi adalah British Aerospace BAe-146 yang lumayan utuh lengkap dengan sayap dan ekor, lainnya hanya badan pesawat, kebanyakan dari tipe Boeing 737 seri lama, walaupun ada pula dari seri -800. Tipe lainnya ada Airbus A320, Fokker F28, dan beberapa pesawat komuter NC-212 buatan PT. Dirgantara Indonesia. Selain dari maskapai, tampak Cessna 172 dari sekolah pilot Nusa Flying International. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)