Angkasa Yudha 2002, yang puncaknya berlangsung pada tanggal 1 November 2002 kembali menjadi bukti kekompakan dan kerjasama antara skadron dan unit TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara).
Wilayah yang menjadi basis latihan gabungan berada di AWR (Air Weapon Range) Buding, Tanjung Pandan, Bangka-Belitung. Di area seluas 760 ha itu dilaksanakan penembakan, pemboman, sekaligus penerjunan pasukan, disaksikan langsung oleh Presiden Megawati. Tidak tanggung-tanggung ada lima pangkalan angkatan udara yang digunakan, meliputi Halim Perdanakusuma, Palembang, Pekanbaru, Supadio, dan Tanjung Pandan. Pesawat dan helikopter yang dilibatkan mencapai sekitar 30-an unit.
Mulai dari satu flight pesawat tempur Lockheed F-16A/B Fighting Falcon, satu flight Northrop F-5E/F Tiger II, satu flight Douglas A-4E/TA-4J Skyhawk, satu flight Rockwell OV-10F Bronco, dua flight British Aerospace Hawk 109/209, enam pesawat angkut berat Lockheed C-130B/H Hercules, satu pesawat angkut taktis CN235, satu pesawat intai Boeing 737-200, dan empat unit Sikorsky UH-34 Twinpac sebagai helikopter SAR (Search and Air Rescue). Masih didukung pula pesawat angkut VIP (Very Important Person) dari tipe Fokker F28 dan helikopter NAS 332 Super Puma.
Presiden Megawati Soekarnoputri menyaksikan secara langsung saat puncak Angkasa Yudha 2002 pada tanggal 1 November 2002.
Kedua pilot Tiger II sedang bersiap masuk kokpit. Pesawat tempur ini digunakan sebagai pencegat dan pengawal Fighting Falcon dan Skyhawk.
Dengan kendaraan khusus, teknisi menyiapkan bom serbaguna Mk.82 untuk dipasang di bawah sayap Fighting Falcon.
Pemasangan bom Mk82 di sayap Fighting Falcon untuk SUL. Satu pilon dilengkapi triple ejector rack untuk tiga bom.
Dalam skenarionya, Fighting Falcon dan Skyhawk bertugas sebagai pesawat pembom, melaksanakan gelombang serangan darat sementara Tiger II dikerahkan sebagai pencegat. Sebelum dilaksanakan penyerangan, sasaran diintai terlebih dahulu oleh Boeing 737-200 di ketinggian 600 meter. Berikutnya 13 anggota Paskhas (Pasukan Khas) 464 Dalpur (Pengendalian Pertempuran) diterjunkan dari CN235, berfungsi mengidentifikasi pasukan lawan, menginformasikan data posisi lawan, dan sebagai pengarah dan pengawas untuk serangan darat.
Setelah posisi diketahui, SUL (Serangan Udara Langsung) dan BTU (Bantuan Tembakan Langsung) dilaksanakan. SUL sebagai serangan gelombang pertama, dikerahkan Skyhawk dan Fighting Falcon yang menjatuhan bom serbaguna Mk82, sedangkan BTU sebagai gelombang kedua yang bertujuan melumpuhkan sisa-sia pasukan musuh, dilaksanakan oleh Hawk dan Bronco dengan mengandalkan roket FFAR (Folding-Fin Aerial Rocket) kaliber 2.75 inch. Setelah Dalpur menyatakan sasaran aman, baru dilaskanakan penerjunan sebanyak 240 pasukan para dari Linud (Lintas Udara) Batalion 330 Brigif (Brigade Infanteri) 17 Divisi 1 Kostrad dari ketinggian 300 meter.
Satu flight Skyhawk dari Skadron 11 dikerahkan sebagai SUL dengan bom-bom Mk82. Setelah itu dilaksanakan BTU oleh Hawk dan Bronco.
Biasanya Fighting Falcon milik Skadron 3 dikerahkan sebagai pesawat pencegat dan pengawal, saat Angkasa Yudha 2002 justru bertugas sebagai SUL bersama Skyhawk.
Penerjunan 240 pasukan para dengan enam Hercules dari Skadron 32 merupakan pemandangan yang spektakuler saat Angkasa Yudha 2002.
Latihan gabungan ini tidak ketinggalan melaksanakan simulasi SAR, menyelamatkan seorang pilot yang ditembak jatuh, melibatkan dua Twin Pack dan tim SAR dari Paskhas dengan dilindungi oleh sepasang Bronco yang terbang mengitari area SAR. Dilaksanakan pula simulasi pengisian bahan bakar di udara (air refueling) oleh Hercules tanker dan sepasang Hawk 209 sebagai penutup.
Angkasa Yudha 2002 merupakan ajang rutin TNI-AU untuk memamerkan kekuatannya (show of force). Di tengah keterbatasan anggaran akibat krisis moneter empat tahun yang lalu dan gonjang-ganjing politik peralihan dari Orde Baru ke Orde Reformasi, TNI-AU tetap membuktikan masih memiliki kemampuan, keterampilan, dan kekuatan udara yang cukup mumpuni untuk melindungi kedaulatan Indonesia dari ancaman dari luar dan dalam negeri. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)
Pak maaf kalau berkenan ulas juga pak tentang pesawat mata2 dari era perang dingin, sampe pensiun pak, saya selalu tertarik soal pesawat Blackbird SR 71 dikejar rudal darat ke udara Korea Utara
SukaSuka
Website ini fokus ke sejarah penerbangan di Indonesia, mungkin ke depannya bikin sejarah penerbangan di dunia.
SukaSuka