MNA (Merpati Nusantara Airlines) mempromosikan rute Jakarta-Biak yang dilayaninya lewat iklan di Majalah Angkasa No. 4 Tahun 1972.
Sebenarnya rute Jakarta-Biak bukan rute baru, namun seperti tersurat dalam iklan tersebut tampak jelas betapa ramai rute MNA baik di Indonesia bagian Barat dan Timur. Khusus di bagian Timur apalagi di Irian Barat (diubah menjadi Irian Jaya dan pasca reformasi disebut Papua), MNA mendapat tempat tersendiri di hati penduduknya karena sebagai salah satu maskapai yang rutin beroperasi dengan hub (poros) utama di Biak, menghubungkan kota-kota Jayapura dan Merauke, dan dari sana terhubung ke daerah perintis seperti ke Manokwari, Kaimana, Nabire, Mulia, Enarotali,Timika, Tanahmerah, dan Wamena.
Untuk melayani antar hub ke kota-kota provinsi pada tahun itu, MNA mengoperasikan pesawat bermesin empat turboprop Vickers Viscount dan Vickers Vanguard (Baca: Vanguard MNA, ke Medan Tiga Kali Seminggu), dibantu armada pesawat bermesin dua turboprop NAMC YS-11 dan Hawker Siddeley HS 748. Untuk layanan hub-spoke (poros-ruji) dan perintis, MNA menggandalkan armada Douglas DC-3 Dakota (dibeli dari GIA/Garuda Indonesian Airways dan Australia) dan De Havilland DHC-6 Twin Otter (Baca: Twin Otter, Andalan Rute Perintis di Indonesia).
Di tangan Santoso Suharto yang menggantikan RB Wibisono sebagai direktur utama, MNA sebagai PN (Perusahaan Negara) kembali berkembang dengan mantap setelah sebelumnya nyaris bangkrut dan kekurangan armada. Dalam rencana lima tahun yang dimulai pada tahun 1967, marsekal pertama TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) ini memfokuskan pengembangan rute dan frekuensi penerbangan sekaligus menambah armada sehingga pada tahun 1972, MNA memiliki 18 unit pesawat.
Untuk frekuensi dan rute, MNA tampak tidak main-main dan tergambar pada iklan tersebut. Rute Jakarta-Biak via Surabaya dan Ujung Pandang (sekarang Makassar) dilayani tiga kali seminggu setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu, dengan penerbangan koneksi ke tiga kota utama Jayapura, Manokwari, dan Merauke. Selain itu pada iklan juga dipromoskan penerbangan bisnis Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Semarang setiap hari yang merupakan jalur gemuk andalan MNA. Walaupun tidak dipromosikan, kita dapat melihat pada gambar rute bahwa MNA melayani rute ke Malaysia meliputi Kuala Lumpur via Penang dari Medan, serta Kuching dari Pontianak. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)
Teringat pada tahun 1994 untuk pertama kali dan terakhir kalinya naik MNA rute Jakarta (HLP) – Yogyakarta – Denpasar (PP).
SukaSuka