Awal milenium, PT. Helizona mencoba peruntungannya sebagai agen tunggal Robinson Helicopter kepada operator dan pembeli perorangan di Indonesia.

Seperti tampak pada iklan yang dimuat di Majalah Angkasa No.1 Oktober 2001 ini, Helizona yang berkantor di Kelapa Gading menawarkan tipe helikopter R22 dan R44. Pada kalimat utamanya jelas mempromosikan keunggulan Robinson Helicopter, helikopter ringan berkapasitas dua (R22) dan empat (R44) orang bermesin piston tipe Lycoming sehingga lebih murah, baik dari sisi harga maupun operasional daripada helikopter sekelasnya yang rata-rata menggunakan mesin turbin.

Di Amerika Serikat, negeri asal Robinson Helicopter, kedua produk ini sangat populer dan telah diekspor ke manca negara. Tidak hanya digunakan oleh operator carter namun pula oleh dinas kepolisian, angkatan bersenjata, bahkan perorangan. Yang terakhir ini cocok digunakan oleh para eksekutif di kota-kota besar untuk menghindari kemacetan jalanan menuju bandara atau pusat kota. Hal yang menjadi masalah utama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Robinson-Helicopter-Performa-Mesin-Turbin-Harga-Mesin-Piston-1

Helizona merupakan agen tunggal penjualan produk Robinson Helicopter yang berpusat di California. Satu unit R22 sempat dioperasikan di Indonesia oleh Helizona dari lapangan terbang Lido, Sukabumi, untuk kegiatan carter dan tentunya promosi penjualan. Sayangnya usahanya ini malah berantakan karena tuduhan penipuan yang dialamatkan langsung ke Direktur Utama Helizona, Weyly Budi Muljadi pada tahun 2012. Tuduhannya adalah setelah jatuh tempo yang ditetapkan, Helizona tidak menyerahkan R44 kepada pembelinya, perusahaan kelapa sawit PT Poliplant Sejahtera, padahal uang pembayaran helikopter senilai lebih dari US$ 560.000 sudah diberikan.

Kasus wanprestasi ini terjadi dimulai dengan pembekuan sertifikasi operator pengadaan pesawat udara dari Ditjen (Direktur Jenderal) Perhubungan Udara pada tahun 2008. Helizona dinilai tidak memenuhi persyaratan minimal pengoperasian pesawat udara yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Alhasil hal ini juga merambat ke bisnis penjualannya, dilarang melakukan kegiatan impor apapun termasuk helikopter.

Namun terlepas dari itu, ada beberapa operator di Indonesia yang mengoperasikan Robinson Helicopter walaupun tentunya dibeli bukan lewat Helizona, yaitu sekolah pilot Ganesha Flight Academy (dua unit R44) dan Jhonlin Air Transport (satu unit R66/R44 bermesin turbin). (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)