Iklan maskapai penerbangan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) era 1930-an ini tergambar secara implisit betapa penting Hindia Belanda bagi Belanda.
KLM melayani rute jauh hampir mengelilingi setengah dunia untuk menghubungkan Belanda dengan koloni terbesarnya. KLM mulai merintis uji coba rute terjauh di eranya dengan Fokker VIIa bermesin tunggal, lepas landas dari Bandara Schiphol, Amsterdam menuju Lapangan Terbang Tjililitan, Batavia pada 1924.
Setelah beberapa percobaan berikutnya barulah KLM bisa melayani rute Amsterdam-Batavia secara rutin. Dimulai dengan menggunakan pesawat bermesin tiga Fokker VIIb Trimotor pada akhir 1920-an dan awal 1930, lalu pada pertengahan 1930-an digantikan oleh Douglas DC-2 dan DC-3.
Kapasitas penumpangnya juga bertambah, dari hanya empat penumpang (menggunakan Fokker VIIb Trimotor) menjadi tujuh bahkan 11-12 penumpang (menggunakan Douglas DC-2 dan DC-3). Tentunya dua tipe pesawat terakhir ini selain lebih nyaman bagi penumpang,disediakan makanan hangat, boleh merokok, dan juga lebih cepat perjalanannya. Rute Amsterdam-Batavia yang semula dilayani sekali sepekan meningkat menjadi dua kali lalu tiga kali sepekan pada periode 1939-1940. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)