Di era belum ada tv kabel atau internet, salah satu kegiatan untuk menyibukan diri ala anak perkotaan era 1980-an adalah mengumpulkan stiker, dikoleksi dan ditempel dalam sebuah buku khusus.
Awalnya koleksi stiker bertema fauna, dinosaurus, lalu diikuti serial kartun robot yang sedang tren waktu itu, Transformers. Produk buatan Figurine Panini asal Italia ini mendapat sambutan cukup baik di kalangan anak-anak dan remaja, menghibur sekaligus edukatif. Kolektor awal memulai dengan membeli buku sekaligus mendapatkan bonus satu paket berisi lima stiker. Berikutnya kolektor melengkapi isi buku itu, setidaknya membutuhkan 100-an stiker, dengan membeli paket stiker yang dijual terpisah.
Karena berupa paket, kolektor tentunya sering mendapat stiker kembar atau stiker yang sudah dimiliki. Untuk mengakalinya kolektor dapat saling tukar stiker dengan kolektor yang lain. Bisa juga kolektor memesan stiker tertentu yang tidak dimiliki kepada distributor.
Kesuksesan Figurine Panini lantas dijiplak oleh produsen lokal dengan mengusung merk Stiker Kreatif pada tahun 1986. Dengan perusahaan bernama PT. Jeteka Prima Pertiwi yang berdomisili di Duta Merlin, Stiker Kreatif mengusung tema dunia penerbangan, mulai dari penerbangan awal, pesawat sipil, helikopter, pesawat militer, angkasa luar, dan teknologi penerbangan di masa mendatang.
Stiker Kreatif bertema Dunia Penerbangan dikumpulkan dan ditempelkan di buku stiker, menarik sekaligus edukatif bagi anak dan remaja tahun 1980-an.
Kalau dibandingkan dengan sekarang, tentu sangat jauh kualitasnya. Belum lagi ada beberapa stiker gandeng yang justru ditarik memanjang sehingga tampak tidak proporsional. Keterangan gambar stiker kadang hanya terlalu singkat dengan kalimat yang tidak pas dan ada pula kesalahan informasi. Tapi karena temanya menarik dan cukup langka, kekurangan ini dapat dimaklumi.
Sebagai promosi agar pembeli dan kolektor terus melengkapi seluruh stikernya, Stiker Kreatif menawarkan hadiah undian menarik, mulai dari hadiah hiburan berupa kaos, tabanas senilai Rp50.000,00, tape recorder Compo JVC, meja belajar Victor, komputer Syntax, dan terakhir hadiah utama dua batang emas 100 gr atau dapat ditukar dengan dua tiket tur Disneyland selama sembilan hari.
Kalau anak zaman now sangat mudah mendapatkan gambar-gambar bertema penerbangan lewat internet, anak-anak era 1980-an mendapatkannya salah satunya lewat Stiker Kreatif ini dan menjadi kenangan tak terlupakan. Apalagi kenangan saling bertukar stiker dan rela menyisihkan uang jajan demi mendapatkan koleksi stiker lengkap. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)
Sticker kreatif ini relatif mahal untuk jaman itu. 5 sticker seharga Rp 250. Mahal sekali, karena minyak untuk kompor seharga Rp125 per liter. Waktu itu saya merengek-rengek meminta dibelikan ibu saya, padahal kami termasuk berkekurangan dibandingkan teman sekomplek saya yang kaya. Saya menyesal karena waktu itu saya masih kecil dan tidak tahu harga tersebut sangat mahal. Saya tidak merekomendasikan pengumpulan stiker ini.
SukaSuka
Menarik sekali pengalaman anda. Saya sendiri walaupun cukup beruntung, tidak pernah punya ambisi buat melengkapi stiker ini. Uang jajan sehari Rp150, malah justru ditabung Rp100 di sekolah, Rp 50 buat jajan (gorengan waktu itu bakwan Rp25 dapat empat!). Ibu saya punya toko dan menjual pula stiker ini. Lagi-lagi tidak terlalu tertarik, lebih suka beli buku pengetahuan. Sempat dapat beberapa paket buat ditempel karena dianggap barang sisa.
Saya sendiri cukup terhibur dengan teman-teman satu SD yang berhasil melengkapi dan melihat seluruh koleksinya yang tertempel di buku itu. Bahkan salah satu teman saya itu dapat meja belajar karena berhasil melengkapi koleksinya. Tidak main-main teman saya itu (satu kelas di bawah saya dan tergolong keluarga mampu), tidak hanya tema dirgantara ini namun juga dinosaurus (lengkap), fauna (lengkap), dan transformers (setengah lengkap).
Untuk buku ini, saya mendapatkannya gratis (!) di tengah halaman dari majalah Angkasa bekas yang dibeli di Blok M dengan harga Rp20.000. Yah lumayan, buat kenangan masa kecil.
Tidak merekomendasikan? Hehehe, sudah terlambat sepertinya. Lagipula zaman sekarang sudah tidak zaman mengkoleksi barang sejenis ini, bahkan prangko sekalipun semakin langka kolektornya.
SukaSuka