Ada suatu kebanggan tersendiri saat tulisan karya penulis masuk ke media luar negeri seperti The Aviation Historian ini. Setelah sebelumnya menampilkan kisah tentang pesawat-pesawat buatan Nurtanio, jurnal yang terbit empat kali setahun ini mengisahkan pesawat jet komersial pertama milik Indonesia yang dioperasikan GIA (Garuda Indonesian Airways), Convair 990A.

Sebenarnya tidak ada target apa-apa dari penulis untuk tulisan tentang Convair 990A bisa masuk ke jurnal The Aviation Historian No.23. Tulisan ini sebenarnya telah dimuat di majalah Angkasa, namun diperbaiki ulang sekaligus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Ternyata tulisan penulis diterima dan bahkan dijadikan sampul muka jurnal ! Ini juga ditambah koreksi yang cukup signifikan dari pimpinan editornya Nick Stroud.

Ada tiga unit Convair 990A yang dimiliki GIA yaitu PK-GJA, PK-GJB, dan PK-GJC. Secara logis harusnya PK-GJA yang tiba lebih dulu di Indonesia. Namun berdasarkan data dan informasi dari San Diego Air & Space Museum, justru PK-GJC dulu yang tiba. Pesawat dengan nomor produksi 37 ini (produksi terakhir) tiba di Kemayoran pada tanggal 3 September 1963.

Dua halaman dari artikel berjudul “The Convair 900 and Garuda Indonesian Airways” di jurnal The Aviation Historian.

Baru kemudian datang PK-GJB dan PK-GJA. Dengan nomor serial masing-masing 4 dan 3, kedua pesawat ini tergolong prototipe. GIA membeli keduanya—tentunya sudah disertifikasi sebagai pesawat komersial bukan prototipe lagi—karena Convair tidak meneruskan produksinya, kalah bersaing dengan Boeing 707 dan Douglas DC-8.

Dalam jurnal ini foto-foto khususnya dari San Diego Air & Space Museum sangat bagus kualitasnya dan menjadi dokumentasi yang representatif. Jika anda tertarik membeli jurnal dan membaca artikel pesawat tercepat GIA pada eranya ini lebih lengkap silahkan membuka situsnya, theaviationhistorian.com untuk memesan versi softcopy (berbentuk PDF dikirim via email) atau hardcopy (berbentuk cetakan dan dikirim via surat. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)