Satelit SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik) Palapa A1 diluncurkan dari Tanjung Kennedy, Amerika Serikat pada tanggal 8 Juli (waktu setempat tanggal 9 Juli) 1976 dengan roket Delta 2914 untuk memperkuat dan mempelancar telekomunikasi dan jaringan televisi di seluruh wilayah Indonesia.

Mengejutkan karena negara besar lainnya di Asia seperti India dan Tiongkok belum memiliki satelit sekelas ini pada tahun 1970-an. Persiapannya cukup panjang, dimulai dari ide Direktur Jenderal (Dirjen) Pos dan Telekomunikasi (Postel) pada tahun 1967 diikuti penyelesaian pembangunan stasiun bumi pertama milik Indonesia di Jatiluhur, Jawa Barat pada bulan September 1967.

Palapa-One-PicturePalapa A (disebut kemudian sebagai A1) dibuat oleh Hughes Aircraft Company, El Seguando, California. Roket Delta yang digunakan untuk peluncuran satelit dibuat oleh McDonnell Douglas, dikontrol peluncurannya oleh Geoddard Space Flight Center, Greenbelt, Maryland.

Nama Palapa sendiri diambil dari Sumpah Patih Gajah Mada, semangat ingin mempersatuan Nusantara inilah yang tercermin dalam penggunaan nama tersebut. Kalau dihitung dari sisi biaya, SKSD Palapa tergolong mahal, tapi dalam jangka menengah dan jangka panjang jauh lebih efektif karena tidak perlu mengandalkan sistem antena komunikasi secara beranting.

Peluncuran SKSD Palapa merupakan jawaban dari perkiraan kebutuhan telekomunikasi dan layanan televisi pada Pelita (Pembangunan Lima Tahun) II yang dicanangkan oleh Pemerintah Orde Baru. Diperkirakan jangkauan saluran televisi–walaupun masih dalam monopoli TVRI–mencapai 94 ribu km2 dengan 8.000 jam siaran per tahun. Kapasitas sambungan telepon diperkirakan mencapai 600.000 sambungan pada Pelita II, naik sekitar tiga kali lipat pada Pelita I.

Palapa-A-info-grafis-1
Info grafis singkat mengenai Palapa A (A1), meliputi tipe roket peluncur, posisi, dan area lingkup satelit.

SKSD Palapa membuka proyek pemanfaatan dan peluncuran satelit berikutnya di Indonesia. Setelah Palapa pertama (disebut A1), diluncurkan setahun kemudian A2 sebagai satelit generasi pertama. Lalu digantikan dengan generasi kedua atau Tipe B (B1, B2/gagal, B2P, B2R, dan Palapa B4). Yang terakhir adalah Palapa C atau generasi ketiga, ada dua tipe C1 dan C2 diluncurkan pada tahun 1996.

Sekarang ini, satelit tidak melulu dimonopoli oleh pemerintah lewat perusahaan negara. Perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang telekomunikasi dan penyiaran bisa memiliki satelit sendiri seperti PT. Telkom Indonesia yang memiliki Telkom-1 dan Telkom-2 dan PT. Indovision dengan Indostar I dan II.

Palapa-A-info-grafis-2
Infografis Palapa A (A1) sebagai sarana komunikasi, meliputi siaran televisi dan saluran telepon domestik dan internasional.

Peluncurannya tidak dimonopoli menggunakan roket buatan Amerika Serikat lagi melainkan lebih beragam, mulai dari Ariene buatan Perancis, Proton buatan Rusia, dan bahkan Long March buatan Tiongkok.

Yang pasti kehadiran SKSD Palapa bermanfaat dalam pembangunan per Lima Tahun Orde Baru, sebagai sarana efektif menyebarkan informasi, pendidikan, dan telekomunikasi, serta mendukung sistem politik, pertahanan keamanan, dan penerangan sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara). (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)