Lipnur (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio) sebagai pabrik yang ditugaskan untuk membuat pesawat bermesin tunggal PL-2 sempat mengundang perancangnya Ladislao Pazmany ke Bandung.

Sayangnya berdasarkan referensi dari website pazmany.com, kunjungan perancang pesawat kelahiran Bulgaria yang menjadi warga negara Amerika Serikat sejak 1956 ini tidak diketahui kapan, namun diperkirakan pada bulan September-Oktober 1974, sebelum prototipe LT-200 diuji terbang. Saat itu Lipnur telah berhasil membangun satu prototipe PL-2 yang disebut sebagai LT (Lipnur Trainer)-200.

Kunjungan Pazmany pastinya untuk memastikan bahwa Lipnur membangun pesawat itu sesuai dengan gambar kerja (blue print) sekaligus juga meminta saran untuk pengembangan produksi berikutnya yang ditujukan sebagai pesawat latih mula (basic trainer) untuk kebutuhan TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara).

Kunjungan-Pazmany-ke-Lipnur-1Ladislao Pazmany berkunjung ke Lipnur, Bandung pada awal Oktober 1974, bertemu dengan pimpinan Lipnur dan tim proyek LT-200.Kunjungan-Pazmany-ke-Lipnur-2Tim proyek berdiskusi bersama perancang PL-2/LT-200, Pazmany. Mereka berdiskusi mulai dari sisi produksi dan pengembangan berikutnya menjadi pesawat latih mula.
Kunjungan-Pazmany-ke-Lipnur-3Pazmany melihat fasilitas produksi Lipnur termasuk produk terakhirnya, pesawat serbaguna lisensi asal Polandia, PZL-104 Gelatik.
Kunjungan-Pazmany-ke-Lipnur-4Prototipe pertama LT-200 beregistrasi IN-201. Pesawat berteknologi swayasa ini akhirnya berhasil terbang pertama kali sebulan kemudian.Kunjungan-Pazmany-ke-Lipnur-6Menginspeksi mesin dan dudukannya. LT-200 menggunakan mesin Lycoming O-320 dengan empat piston datar (flat), menghasilkan tenaga 150 hp (horse power).

Bagi Lipnur, membangun LT-200 yang berbasis teknologi swayasa sebenarnya bukan apa-apa, karena sudah pernah membangun pesawat yang lebih sulit yaitu PZL-104 Gelatik, lisensi Wilga asal Polandia, tapi tetap saja  Lipnur wajib mengundang ahlinya langsung. Kunjungan perancang yang sebelumnya sudah dikenal terlibat dalam proyek militer di pabrik Convair/General Dynamics ini sepertinya tidak terlalu lama.

Dalam foto-foto dokumentasi, selain bertemu dengan pimpinan Lipnur dan tim proyek LT-200, Pazmany juga melakukan inspeksi langsung ke pesawat prototipe pertama, IN-201. Prototipe ini berhasil terbang mulus pada bulan November 1974, namun akhirnya gagal diproduksi massal. Total ada empat unit yang berhasil dibangun Lipnur, sebelum pemerintah lewat menristek (kementerian riset dan teknologi) membekukan proyek ini, fokus membangun pesawat komuter lisensi Casa asal Spanyol, C-212. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)